Jurnal Pembelajaran | Pembelajaran Sosial Emosional

Jurnal Pembelajaran | Pembelajaran Sosial Emosional


PPG Bagi Guru tertentu piloting 1 tahun 2025

A.     PENGERTIAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE)

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan proses penting dalam pendidikan dan hubungan sosial yang bertujuan membentuk individu, baik anak maupun dewasa, agar memiliki kemampuan hidup yang lebih baik. Pembelajaran Sosial Emosional berfungsi sebagai program preventif dan promotif, dengan fokus utama pada pencegahan masalah perilaku melalui penguatan kompetensi sosial dan emosional.

 

Pembelajaran sosial emosional (PSE) sangat penting untuk membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan sosial. Di era digital saat ini, siswa sering kali menghadapi tekanan, stres, dan tantangan relasi sosial. Dengan menerapkan PSE, saya berharap dapat membantu siswa mengembangkan kesadaran diri, pengelolaan emosi, empati, dan keterampilan sosial dalam konteks pembelajaran matematika di SMK.

 

Komponen utama Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) menurut CASEL:

Kesimpulan:

CASEL mengidentifikasi lima komponen utama dalam Pembelajaran Sosial Emosional (PSE), yaitu:

1.      Kesadaran Diri (Self-awareness): Kemampuan mengenali emosi, pikiran, dan nilai yang memengaruhi perilaku.

2.      Manajemen Diri (Self-management): Kemampuan mengatur emosi, pikiran, dan perilaku secara efektif dalam berbagai situasi.

3.      Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making): Kemampuan membuat keputusan yang bijak dan konstruktif.

4.      Kesadaran Sosial (Social Awareness): Kemampuan memahami dan berempati terhadap individu dengan latar belakang yang beragam.

5.      Keterampilan Relasi (Relationship Skills): Kemampuan membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dan saling menghargai.

 

 

 

Memahami Kompetensi Sosial Emosional dalam Pembelajaran, pendidik diharapkan mampu:

1.      Menyadari Pentingnya KSE bagi Guru

Guru perlu memahami bahwa kompetensi sosial emosional sangat penting dalam membentuk karakter dan efektivitas mengajar.

2.      Mengidentifikasi Karakteristik Guru dengan KSE yang Baik

Guru yang memiliki KSE baik ditandai dengan empati, kesabaran, komunikasi efektif, serta kemampuan membangun relasi yang positif.

3.      Menganalisis Dampak KSE terhadap Pembelajaran

Keterampilan sosial emosional guru memengaruhi suasana kelas, keterlibatan siswa, dan terciptanya lingkungan belajar yang suportif.

4.      Menganalisis Karakteristik dan Tantangan Siswa Masa Kini

Guru perlu memahami kebutuhan emosional, latar belakang, serta tantangan sosial siswa untuk mendampingi mereka dengan bijak.

5.      Melakukan Refleksi Diri

Guru merefleksikan bagaimana penerapan kompetensi sosial emosional dalam dirinya berdampak pada hubungan dengan siswa dan efektivitas pembelajaran.

 

B.      TUJUAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL PSE

1.      Mengembangkan Kesadaran Diri

Membantu peserta didik memahami emosi, pikiran, kekuatan diri, serta nilai-nilai pribadi yang memengaruhi tindakan mereka.

2.      Meningkatkan Kemampuan Mengelola Diri

Mendorong peserta didik untuk mampu mengendalikan emosi, menetapkan tujuan, serta menunjukkan disiplin dan ketekunan dalam berbagai situasi.

3.      Menumbuhkan Kesadaran Sosial

Membantu peserta didik untuk memahami perspektif orang lain, menunjukkan empati, dan menghargai keberagaman.

4.      Meningkatkan Keterampilan Relasi

Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi secara efektif, bekerja sama, menyelesaikan konflik, dan membangun hubungan yang sehat.

5.      Melatih Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab

Membantu peserta didik mengevaluasi konsekuensi dari tindakan mereka serta membuat keputusan etis dan konstruktif dalam kehidupan pribadi dan sosial.

 

6.      Mewujudkan Iklim Sekolah yang Positif dan Inklusif

Menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan, yang mendorong partisipasi aktif dan kesejahteraan semua warga sekolah.

 

C.      IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE)

Implementasi Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) bisa dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dalam berbagai aspek kegiatan di sekolah.

1.      Integrasi ke Dalam Pembelajaran Harian

Guru menyisipkan nilai-nilai sosial emosional dalam kegiatan belajar, misalnya:

·         Diskusi kelompok untuk menumbuhkan empati dan kerja sama.

·         Refleksi harian/jurnal emosi untuk mengenali perasaan diri.

·         Studi kasus untuk melatih pengambilan keputusan yang etis dan bertanggung jawab.

2.      Penerapan Rutin Harian di Kelas

·         Melakukan morning meeting atau circle time untuk saling menyapa, mendengarkan perasaan siswa, dan membangun koneksi.

·         Menyediakan waktu untuk refleksi diri setelah kegiatan pembelajaran.

·         Membiasakan siswa menggunakan bahasa emosi saat mengekspresikan perasaan.

3.      Pola Interaksi Guru dan Siswa

·         Guru menjadi teladan dalam mengelola emosi dan menyelesaikan konflik.

·         Guru memperlihatkan sikap terbuka, mendengarkan aktif, dan adil terhadap semua siswa.

·         Menerapkan pendekatan disiplin positif dan pemulihan (restoratif), bukan hukuman keras.

4.      Aktivitas Ekstrakurikuler dan Projek

·         Projek sosial seperti bakti sosial, projek berbasis komunitas, atau kelas peer-counseling.

·         Kegiatan OSIS atau kelompok siswa yang berfokus pada penguatan karakter dan empati.

 

5.      Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas

·         Mengadakan sesi parenting tentang pentingnya keterampilan sosial emosional.

·         Melibatkan orang tua dalam proyek karakter dan kegiatan bersama siswa.

6.      Penguatan Budaya Sekolah

·         Menciptakan budaya sekolah yang aman, inklusif, dan mendukung kesejahteraan siswa.

·         Menyusun tata tertib sekolah yang mendorong rasa hormat dan tanggung jawab.

7.      Pelatihan Guru dan Refleksi Diri

·         Memberikan pelatihan rutin bagi guru tentang SEL.

·         Guru melakukan refleksi terhadap praktik pengajarannya, termasuk bagaimana guru mengelola kelas secara emosional.

 

Desian Pembelajaran

Model pembelajaran: Kolaboratif + Reflektif berbasis SEL

·         Kompetensi Sosial Emosional yang dikembangkan:

·         Kesadaran Diri: Siswa mengenali emosi saat kesulitan memahami materi.

·         Pengelolaan Diri: Siswa melatih ketekunan dan mengendalikan stres.

·         Kesadaran Sosial: Siswa mendengarkan pendapat teman dengan empati.

·         Keterampilan Berelasi: Siswa bekerja sama dalam kelompok.

·         Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: Siswa menyusun strategi penyelesaian soal kelompok.

 

 

 

 

 

 

D.     KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PEMBELAJARAN SOIAL EMOSIONAL

Kesimpulan

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan pendekatan penting yang membantu siswa untuk tidak hanya berkembang secara kognitif, tetapi juga secara emosional dan sosial. Melalui integrasi PSE dalam proses pembelajaran, siswa menunjukkan peningkatan dalam:

1.      Kesadaran diri, seperti pengenalan emosi dan kepercayaan diri dalam belajar.

2.      Pengelolaan diri, seperti kemampuan mengatasi stres saat menghadapi soal sulit.

3.      Kesadaran sosial, misalnya tumbuhnya empati dan sikap saling menghargai dalam kelompok.

4.      Keterampilan berelasi, seperti komunikasi yang lebih terbuka dan kerja sama tim.

5.      Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, terlihat dari strategi siswa dalam menyelesaikan masalah dan memilih solusi.

6.      PSE juga menciptakan suasana belajar yang lebih positif, inklusif, dan menyenangkan. Guru menjadi fasilitator yang tidak hanya mengajar, tapi juga membimbing karakter dan emosi siswa.

 

Rekomendasi

1.      Integrasikan PSE ke dalam pembelajaran lintas mata pelajaran

Pembelajaran sosial emosional tidak perlu menjadi mata pelajaran terpisah. Sebaliknya, dapat diintegrasikan dalam kegiatan belajar mengajar di semua mata pelajaran, termasuk matematika, produktif kejuruan, dan projek P5. Contohnya melalui kerja kelompok, refleksi individu, atau penyelesaian masalah berbasis kolaboratif.

2.      Gunakan pendekatan pembelajaran yang bersifat partisipatif dan reflektif

Guru disarankan untuk menerapkan metode pembelajaran yang mendorong siswa aktif berpikir, bekerja sama, dan merefleksikan pengalaman belajar. Strategi seperti diskusi kelompok, project-based learning (PjBL), role-play, atau sesi refleksi sangat efektif untuk menumbuhkan keterampilan sosial dan emosional siswa.

3.      Berikan ruang aman bagi siswa untuk mengekspresikan emosi

Siswa perlu merasa aman secara psikologis di kelas. Guru disarankan menyediakan waktu untuk “check-in emosional”, papan ekspresi, atau jurnal pribadi yang memungkinkan siswa mengungkapkan perasaan mereka tanpa rasa takut dihakimi.

4.      Libatkan guru BK dan orang tua dalam proses pembelajaran sosial emosional

Kolaborasi dengan guru BK penting untuk memperkuat dukungan psikososial siswa. Orang tua juga dapat dilibatkan melalui komunikasi rutin tentang perkembangan karakter dan emosi anak.

5.      Lakukan asesmen formatif terhadap perkembangan sosial emosional siswa

Disarankan untuk membuat rubrik observasi atau jurnal reflektif sebagai bentuk asesmen non-kognitif. Ini dapat mencakup aspek empati, kerja sama, pengendalian diri, dan komunikasi efektif.

6.      Gunakan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila sebagai penguat karakter dalam pembelajaran

Komponen sosial emosional sejalan dengan dimensi Profil Pelajar Pancasila seperti gotong royong, mandiri, dan bernalar kritis. PSE dapat memperkuat karakter siswa sesuai dengan visi Kurikulum Merdeka.

7.      Perkuat kapasitas guru melalui pelatihan PSE

Guru perlu dibekali keterampilan mengenali dan menangani dinamika emosi siswa. Pelatihan khusus mengenai PSE, mindfulness, dan manajemen kelas berbasis trauma bisa menjadi penguatan berkelanjutan bagi pendidik.

 

Dengan diterapkannya pembelajaran sosial emosional secara konsisten dan terintegrasi dalam proses pembelajaran, diharapkan sekolah dapat menjadi lingkungan yang tidak hanya membangun kecerdasan intelektual, tetapi juga membina karakter, empati, dan kesejahteraan psikososial siswa. Rekomendasi ini menjadi langkah awal dalam menciptakan iklim belajar yang inklusif, menyenangkan, dan bermakna bagi seluruh peserta didik, sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka dan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila.

 

 

 

 

E.      DOKUMENTASI SOSIALISASI PENERAPAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE) di SEKOLAH.

1.      Kegiatan Sosialisasi PSE dengan teman sejawat/guru

Dibawah ini adalah dokumentasi kegiatan sosialisasi PSE dengan rekan sejawat/guru

 

 

 

 

2.      Kegiatan Sosialisasi PSE dengan Peserta Didik

A person standing in front of a screen

AI-generated content may be incorrect.

 

A group of people sitting in a classroom

AI-generated content may be incorrect.

 

F.      UMPAN BALIK PENERAPAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE)

Umpan Balik temen sejawat/guru

1.      Hermawan Rijal Arasy

 

A close-up of a paper

AI-generated content may be incorrect.

 

 

2.      Hari Hartoyo

 

A close-up of a questionnaire

AI-generated content may be incorrect.

 

 

Umpan balik peserta didik

1.      Syifa Aulia Maharani

 

A close-up of a paper

AI-generated content may be incorrect.

 

2.      Bening Prasasti

A close-up of a paper

AI-generated content may be incorrect.

 

Author : Azhar Mustofa
Jurnal Pembelajaran | Pembelajaran Sosial Emosional | Pendidikan Profesi Guru PPG

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama